SEJARAH ASSASSIN'S CREED (ENDING PART) |
Secara
garis besar saya terkesan pada visualisasi yang mendekati real oleh para
desainer game ini. Hanya saja, saya tidak sepakat pemandangan akan
pengememis dan orang gila yang ada di berbagai sudut kota, serta beberapa
tentara yang mengganggu warga sipil. Terkesan memaksakan dengan
men-genaralisasi-kan keadaan yang ada pada setiap kota. Maklum, ketika
kota-kota dalam game itu dibuat sebagai kota yang aman tentram, tentunya akan sedikit
sekali aksi pertarungan yang membuat game ini akan terasa menjenuhkan.
Hasyasyin
juga turut memainkan perannya di sini. Dalam memainkan peran sebagai Assassin,
kita akan berkeliling menjelahi ketiga kota tersebut, mencari informasi tentang
keadaan pasukan Shalahuddin dan Richard. Tentu, hasyasyin memainkan perannya
sebagai pembunuh rahasia, melenyapkan tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh dan
mengganggu pada masa itu.
Dalam
sejarah, dua pasukan besar itu bertemu dan berperang di Arsuf pada September
1191. Dan akhirnya, pada Sepetember 1192 tercapai kesepakatan damai antara
Shalahuddin dan Richard, yaitu Jerussalem tetap dipegang umat Islam, dan umat
Kristen diperbolehkan berziarah dengan damai.
Korban-korban
yang berjatuhan akibat aksi pembunuhan rahasia Hasyasyin yaitu Nizamul Mulk
(1092), Wazir al-Afdal (1122), Ibnu Kashab (1124), al-Bursuqi (1126), Raymond
II of Tripoli (1152). Pada 1191, tokoh-tokoh nyata perang Salib yang dibunuh
dalam Assassin’s Creed adalah Garnier de Naplouse (hospitaller), William
de Montferrat, Sibrand (pimpinan ksatria Teuton), dan Robert de Sable (pemimpin
ksatria Templar).
Tak berhenti sampai di situ, Conrad de Montferrat pada 1192
terbunuh di tangan Hasyasyin. Kuat dugaan bahwa Richard ada di balik pembunuhan
itu. Shalahuddin al-Ayyubi juga menjadi target, dan beberapa kali hampir
terbunuh. Terakhir, pangeran Edward dan Raja Edward dari Inggris yang menjadi
korban dengan racun pada 1271.
Kelompok
pembunuh rahasia ini pun melemah setelah bentengnya di Alamut dihancurkan kekaisaran
Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada15 Desember 1256.
Rekaman sejarah hasyasyin juga lenyap karena bangsa mongol yang tidak berminat
pada ilmu pengetahuan tersebut menghancurkan perpustakaan hasyasyin. Pada 1273,
cabang-cabang Hasyasyin di Syiria diberangus oleh Sultan Mamluk Baibar.
Legenda Hasyasyin pun runtuh dengan sedikit sekali menyisakan serpihan sejarah. The End.
SUMBER
SUMBER
Terima kasih telah membaca. Kalau kamu suka, jangan lupa share ya!
0 komentar: